Sabtu, 24 November 2012

Anggaran Tenaga Kerja Langsung



1. Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Secara  struktural,  anggaran  tenaga  kerja   harus   sesuai   dengan   struktur rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan  biaya  dan  jam  kerja  langsung  menurut  tanggung  jawab,  menurut  waktu,  dan  menurut  produk. Apabila  waktu  kerja  standar  dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan cara yang  sehat  yang  mungkin  dapat  diterapkan  sehingga  penyusunan  budget  tenaga  kerja dapat dengan mudah dilaksanakan.
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari  pengawasan  langsung.  Banyak perusahaan   mengembangkan standar-standar  kerja  yang  realistis  untuk banyak aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil  sebenarnya  dan  dilaporkan  setiap hari.
Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam standar untuk produksi sebenarnya
3. Selisih waktu
Disamping   biaya   kerja   langsung  sehari-hari,  kadang  laporan  juga  dibuat bulanan.  Di  dalam  laporan  ini  harus  menyajikan  imformasi  yang  sebenarnya, menurut  tanggung  jawab  mengenai  kerja  langsung  yang  dibandingkan  dengan   standart-standart yang telah ditetapkan. Laporan ini dimaksudkan manajemen untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen  untuk  melakukan  efisiensi  operasi  yang  lebih  tinggi.  Laporan  pelaksanaan  kerja  langsung  dapat   berupa:
1. Laporan-laporan tersendiri  2. Dimasukkan dalam laporan departemen
2. Perencanaan Upah Tenaga Kerja Langsung
Pada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan pas biaya yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Budget tenaga kerja harus  dikembangkan  menurut jam kerja langsung dan biaya kerja langsung dan juga harus dikembangkan menurut   tanggung  jawab  dan  menurut  priode  antara,  hal,  ini  penting  untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Banyak  perusahaan mengembangkan  label- label   tenaga   kerja   sebagai   cara   untuk   membantu   dalam   merencanakan dan mengendalikan  seluruh upah tenaga kerja. Dan perusahaan juga harus menetapkan  sistem upah yang digunakan, dibawah ini ada beberapa sistem upah, yaitu:
1. Sistem upah harian
2. Sistem upah perpotong
3. Sistem upah bonus

Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi suatu jumlah untuk satu hari  kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standart dan oleh karena  sistem  upah  harian  sama  dengan  sistem  upah  per  jam.  Sistem  upah perpotong   berdasarkan   jumlah   upah   dari  pada   jumlah   barang   produksi  yang diproduksi karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut  hasil  kerja  nyata. Dalam   sistem   upah   bonus   setiap   karyawan   dibayar   secara   harian   didalam memproduksi  sejumlah  minimum  tertentu,  dan  untuk  jumlah  diatas  minimum   karyawan menerima tambahan kompensasi berupa bonus yang biasanya  menurut  jumlah  potongannya.  Dari  penjelasan  dari  sistem  upah  ini,  jelaslah  sistem  upah  perpotonglah yang sesuai dengan atau untuk budget tenaga kerja.
Disamping  mengenai  sistem  upah,  laporan  produksi  yang  dibuat  didalam  pabrik  harus  menunjukkan  dan  menggambarkan  banyaknya  jumlah  barang  yang  diproduksi  atau  unit  yang  diproduksi  dalam  satu  hari  atau  jam.  Dalam  laporan  tenaga kerja harus menunjukan ongkos tenaga kerja produk  itu,  sehingga  ongkos persatuan  tenaga  kerja  dapat  dengan  segera  ditentukan.  Namun  perlu  diketahui bahwa dalam penyusunan Budget tenaga kerja perlulah kiranya kita membuat suatu perencanaan  waktu  kerja  standart.  Di dalam perencanaan waktu kerja standart ada  empat macam rancangan yang umum digunakan, diantaranya adalah:
1.  Studi-studi waktu dan gerak
Di   dalam   studi   ini   di   analisa   kerja   yang   dibutuhkan   suatu   produk   (per departemen)   dengan   memperinci   sederetan   operasi   atau   aktivitas.   Pada umumnya  analisa  ini  dilakukan  oleh  para insinyur. Hasil dari analisa ini dapat digunakan  sebagai  dasar input dasar guna pengembangan kebutuhan-kebutuhan jam    kerja    langsung    untuk    memenuhi    kebutuhan    produksi    yang    telah direncanakan.  Studi  ini  umumnya  merupakan  pendekatan  kearah  penetapan   waktu kerja standart
2.  Biaya standart
Penelahaan   seksama   jam   kerja   langsung   pada   dasarnya   harus   dilakukan mengingat  didalam  akuntansi  biaya  digunakan  biaya-biaya  standart.  Didalam  biaya standart, penyimpangan-penyimpangan pasti terjadi.  Dan  penyimpangan  tersebut harus dibudgettir dari jam-jam kerja standart yang dimasukkan  dalam  rencana laba tahunan.
3.  Penaksiran langsung oleh pengawas
Untuk melakukan penaksiran ini pengawas harus bertumpu pada:
a. Pertimbangan
b. Pelaksanaan oleh departemen yang dilaporkan dari priode berjalan
c. Bantuan dari pengawas.
4.  Taksiran-taksiran statistik oleh kelompok staf
Pendekatan ini sering digunakan untuk departemen  produksi  yang  menghasilkan  produk lebih dari satu Rasio historis jam kerja langsung terhadap sesuatu ukuran produksi fisik dihitung dan kemudian  disesuaikan  dengan  perobahan-perobahan yang direncanakan dalam pusat tanggung jawab  itu.  Kebenaran  perhitungan  ini tergantung  pada  kebenaran catatan-catatan biaya. Kelemahan metode ini ialah  pemborosan-pemborosan diwaktu lalu diproyektir kewaktu akan datang.
Dari   rancangan   diatas,   walaupun   suatu   metode    praktis    untuk    suatu departemen  belum  tentu  praktis  untuk  departemen  lain.  Jadi  prosedur-prosedur perlu   diperbaiki   terus   menerus   dan   prosedur   baru   yang   lebih   praktis   harus digunakan.

3. Tarif tenaga kerja langsung
Jika mungkin untuk mengaitkan jumlah produksi dengan jam kerja langsung dan terhadap rencana tarif upah untuk tiap departemen produksi, maka perhitungan biaya  kerja  langsung  hanya  menyangkut  perkalian  satuan  dengan  yang  lainnya. Dalam suatu perusahaan tertentu mungkin terdapat satu departemen  produksi  atau  lebih dimana pendekatan langsung ini lebih praktis penggunaannya.
Penentuan  tarif upah langsung rata-rata dalam suatu departemen produksi atau  pusat  biaya  tertentu biasanya tidak menimbulkan suatu problema yang gawat. Ancangan demikian yang dipilih menaksir tarif-tarif dengan jalan menghitung tenaga kerja langsung di departemen ini dan tarif upah mereka yang diharapkan. Kemudian menghitung rata-ratanya.
Suatu  pendekatan  yang  kurang  cermat  terhadap  suatu  penentuan  rasio historis antara upah yang dibayar dengan jam kerja langsung yang dikerjakan  di departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang  telah  berubah  atau  memang diharapkan berubah. Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata  yang  didasarkan  pada  data  historis  hanya  berguna  untuk  perencanaan  waktu yang akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.
Dalam   beberapa   hal,   besar   departemen,   diversivitas   pekerjaannya,   dan variasi-variasi  dalam  upah  per  jam dapat berbeda, sehingga departemen ini harus dibagi lebih lanjut menjadi pusat-pusat biaya. Kemudian untuk rnasing-masing pusat biaya harus direncanakan taksiran kerja langsung dan tarifupah rata-rata tersendiri. Jika departemen akuntansi biaya menggunakan sistem harga pokok standart, maka  tarif  upah  standart  yang  digunakan untuk hal ini (penyusunan budget tenaga  kerja)  akan  tetapi  kita  perlu membudgetir selisih-selisih tarif upah tertentu antara kelonggaran-kelonggaran perencanaan budget.


ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada biaya barang yang dihasilkan.
Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan anggaran tenaga kerja langsung adalah :
1. Kebutuhan tenaga kerja
2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja
3. Latihan bagi tenaga kerja baru
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
6. Pengawasan tenaga kerja
Biaya tenaga kerja tidak hanya muncul pada saat tenaga kerja itu digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga kerja itu siap ( seperti dalam proses rekrutmen, kaderisasi, dll )
Tenaga kerja merupakan aktiva bagi perusahaan, terutama tenaga kerja yang berpengalaman dan punya keahlian khusus.

Jenis Tenaga Kerja
1. Tenaga kerja langsung
Sifat – sifatnya :
a. Besar kecilnya biaya berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi
b. Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya variabel
c. Merupakan tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir ( terutama dalam menentukan harga pokok )
Kategori tenaga kerja langsung adalah para buruh pabrik yang ikut serta dalam kegiatan proses produksi dari bahan mentah samapi berbentuk barang jadi.
2. Tenaga kerja tidak langsung
Sifat – sifatnya :
a. Besar kecilnya biaya tidak berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi
b. Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya semi variable atau semi fixed, yaitu biaya – biaya yang mengalami perubahan tetapi tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi
c. Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di dalam pabrik, tetapi dapat di luar pabrik
Contohnya adalah biaya supervisor. Anggaran biaya tenaga kerja tidak langsung ini masuk ke dalam anggaran biaya overhead pabrik.

Persiapan – Persiapan Dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
1. Terlebih dahulu harus ditentukan satuan dasar utama untuk menghitung biayanya. Biasanya dasar satuan yang digunakan adalah dasar jam buruh langsung ( direct labor haour ) dan biaya buruh langsung ( direct labor cost ).
2. Selanjutnya dibuat meaning table, yaitu daftar perkiraan kebutuhan tenaga kerja yang dapat dilakukan berdasarkan judgment atau berdasarkan pengalaman masa lalu perusahaan, yang menjelaskan :
a. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
b. Jumlah masing – masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan
c. Bagian – bagian yang membutuhkannya
3. Penghitungan jam buruh langsung untuk masing – masing jenis barang yang dihasilkan atau masing – masing tempat mereka bekerja.
Dapat dihitung dengan cara :
a. Analisa gerak
Yaitu pengamatan terhadap gerakan – gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi satu jenis barang tertentu
b. Analisa waktu
Yaitu penghitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi
Setelah dilakukan analisa diatas, maka akan didapat waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan dengan DLH.
4. Dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata – rata ( average wage rate ) untuk tahun anggran yang bersangkutan

Dengan rumus =

Fungsi Perencanaan Dan Pengawasan Dari Anggaran Tenaga Kerja
Manfaat dari perencanaan penyusunan anggaran tenaga kerja langsung :
1. Penggunaan tenaga kerja lebih efisien karena perencanaan yang matang
2. Pengeluaran / biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien
3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat
4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja
Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang baik dengan para buruh yang biasanya dapat diserahkan kepada seorang mandor atau supervisor. Nantinya, supervisor akan membuat laopran secara harian atau bulanan tentang apa yang terjadi dibandingkan dengan apa yang direncanakan.

Ad.1. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pada anggaran ini harus dicantumkan :
a. Jumlah barang yang diproduksi, dilihat dari anggaran produksi
b. Jam buruh langsung ( DLH ) yang diperlukan untuk mengerjakan satu unit barang
c. Tingkat upah rata – rata per jam buruh langsung
d. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan
e. Waktu produksi barang ( bulan atau kuartal )

Ad.2. Anggaran Jam Buruh Langsung
Pada anggaran ini, harus dicantumkan :
a. Jenis barang yang dihasilkan
b. Bagian – bagian yang turut dalam proses produksi
c. Jumlah DLH yang diperlukan untuk tiap jenis barang
d. Waktu produksi barang ( bulan atau kuartal )


Contoh Soal :
Perusahaan akan menyusun anggaran TKL pada tahun 2011 dengan data berikut :
a. perusahaan menghasilkan dua macam produk, yaitu produk A dan produk B
b. kedua produk tersebut diproses melalui dua departemen, yaitu departemen I dan departemen II
c. anggaran produksi tahun 2011 sebagai berikut :

Triwulan Produk A Produk B
I 800 600
II 750 800
III 900 700
IV 850 500

d. Standar penggunaan jam kerja kedua produk tersebut :
Jenis Produk Departemen I Departemen II
Produk A 3 4
Produk B 2 3
e. tarif upah pada departemen I sebesar Rp 2500,- per JKL dan pada departemen II sebesar Rp 3500,- per JKL

Diminta :
1. menyusun anggaran TKL dept I dan II
2. Berapa besarnya biaya TKL per unit produk A dan produk B

Jawab :
1. Anggaran JKL departemen I tahun 2011

TW Produk A Produk B Total JKL
Produksi Standar Jml JKL Produksi Standar Jml JKL
I 800 4 2400 600 2 1200 3600
II 750 2250 800 1600 3850
III 900 2700 700 1400 4100
IV 850 2550 500 1000 3550
3300 4 9900 2600 2 5200 15100

Anggaran JKL departemen II tahun 2011

TW Produk A Produk B Total JKL
Produksi Standar Jml JKL Produksi Standar Jml JKL
I 800 4 3200 600 3 1800 5000
II 750 3000 800 2400 5400
III 900 3600 700 2100 5700
IV 850 3400 500 1500 4900
3300 4 13200 2600 3 7800 21000

Anggaran biaya TKL :
Departemen I = 15.100 x Rp 2.500 = 37.750.000
Departemen II = 21.000 x Rp 3.500 = 73.500.000
= 110.250.000


2. Biaya TKL per unit dihitung sbb :

Produk A
Biaya TKL dept I = 9.900 x Rp 2.500 = Rp 24.750.000
Biaya TKL dept II = 13.200 x Rp 3.500 = Rp 46.200.000
Jumlah = Rp 70.950.000

Biaya TKL/unit = Rp 70.950.000 = Rp 21.500
3.300 unit

Produk B
Biaya TKL dept I = 5.200 x Rp 2.500 = Rp 13.000.000
Biaya TKL dept II = 7.800 x Rp 3.500 = Rp 27.300.000
Jumlah = Rp 40.300.000

Biaya TKL/unit = Rp 40.300.000 = Rp 15.500
unit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar